1.
Rokok Elektrik
Rokok Elektronik (Elecronic Nicotine
Delivery Systems atau e-Cigarette) adalah sebuah inovasi dari
bentuk rokok konvensional
menjadi rokok modern. Rokok elektronik pertama kali dikembangkan pada
tahun 2003 oleh
SBT Co Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis Beijing, RRC, yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon
Group Ltd Pada tahun 2004, Ruyan mengambil alih proyek untuk mengembangkan
teknologi yang muncul. Diserap secara resmi Ruyan SBT Co Ltd dan nama mereka
diubah menjadi SBT RUYAN Technology & Development Co, Ltd. Kandungan utama
yang terdapat dalam rokok elektronik ini adalah propilen glikol, dieter glikol
dan gliserin. Cara kerja rokok elektronik ini sendiri dengan membakar cairan menggunakan baterai dan
uapnya masuk ke paru-paru pemakai.
Sebenarnya rokok elektrik tidak berbahaya bagi perokok pasif, tetapi
akan lebih berbahaya pada perokok aktif bila dibandingkan dengan rokok tembakau.
Kelebihan rokok elektrikØ Tidak ada api (Anda tidak akan menemui lagi
luka / kebakaran akibat dari bara rokok)
Ø Tidak ada abu
Ø Tidak bau
Ø Simpel & modernØ Ramah lingkungan
Ø Asap tidak mengganggu orang sekitar
Ø Rendah Nikotin (cocok untuk perokok yang
ingin mengurangi/berhenti merokok)
Ø Rokok Electric sama
sekali tidak mengandung TAR
Ø Dapat memilih berbagai macam rasa yang
berbeda-beda (Kopi, Mild, seperti Rokok Filter pada umumnya, dll)
Ø Tidak perlu menggunakan korek api
Ø Dapat merokok diruangan ber-ACØ Tidak membuat gigi menjadi kuning
Ø Baterai dapat di isi ulang (Re-chargeable)
Ø Baterai tahan 1-3 hari
Kerugian rokok elektrikØ Rokok elektrik ternyata mengandung
tetramethylpyrazine yang dapat merusak otak.
Ø Dampak rokok elektronik gangguan pernafasan
dan radang paru-paru basah.
Ø Tidak dapat mengurangi kecanduan perokok terhadap rokok.
Ø Mengandung Nikotin yang bervariasi.
2.
Rokok Shisha
Shisa merupakan rokok tradisional jazirah
Timur Tengah, yang menggunakan ektrak buah pengganti tembakau yang dibakar
menggunakan batu bara. Prosesnya lantas menggunakan air sebagai filter hingga
meminimalisir kadar nikotin yang masuk ke tubuh.Ada 3 tipe rokok
Arab dari Timur Tengah itu yang dites.·
Tipe 1
shisha dengan karbon ringan berjumlah sedikit.
·
Tipe 2
shisha dengan karbon ringan berjumlah banyak.
·
Tipe 3,
shisha dengan karbon alami bervo-Shisha Lebih Berbahaya Ketimbang Rokok
lume sedikit.
lume sedikit.
lume sedikit. Lalu ada 3
parameter yang digunakan sebagai ukuran perbandingan dengan rokok, yakni jumlah
tar, karbon monoksida, dan nikotin. Untuk 70 liter asap yang yang diproduksi
shisha, tar yang terkandung pada tipe 1 adalah 319 miligram, atau 32 kali
melewati batas yang ditetapkan Eropa untuk sebatang rokok. Sementara shisha 2
mengandung tar 266 miligram, atau 27 kali melebihi batas rokok. Sedangkan
shisha tipe 3 mengandung tar 1.023 miligram, atau 102 kali melebihi batas
rokok. Karbon monoksida yang terkandung pada shisha tipe 1 yakni 17 kali
melebihi
batas rokok, tipe 2 sebanyak 15 kali, dan tipe 3 sebanyak 52 kali. Kadar
nikotin yang terkandung pada shisha tipe 1 dan 2 setara dengan sebatang rokok,
sedangkan tipe 3 setara dengan 6
batang rokok.Masyarakat yang mengisap rokok shisha atau
tembakau herbal akan berisiko mengalami peningkatan kadar karbon monoksida
dalam tubuh. Ini bisa terjadi karena dalam satu sesi mengisap rokok shisha
memiliki kecenderungan 4-5 kali lebih tinggi kandungan karbon monoksida dalam
tubuh ketimbang saat mengisap rokok tembakau. Tingginya kadar kabon monoksida
ini nantinya berpotensi menyebabkan kerusakan otak dan kondisi tidak sadar.Departemen Kesehatan Inggris mengatakan,
begitu sulit untuk mengetahui seberapa besar karbon monoksida yang diproduksi
dari sebatang rokok hingga dapat dibedakan dengan merokok tembakau biasa.Akan tetapi alat pengukur kadar karbon
monoksida dalam tarikan nafas menunjukan untuk non perokok kadar monoksida
dalam darah hanya berkisar kurang dari 1%, perokok pasif memiliki kadar
monoksida dalam darah berkisar antara 20-40 ppm atau 2-4% dan untuk perokok
berat, kadar monoksida dalam darah bisa mencapai 30-40 ppm, atau 5-7%.
Sementara menurut hasil penelitian, para perokok shisa memiliki kadar karbon
monoksida dalam darah mencapai 40-70 ppm atau 8-12%.Telah ditemukan fakta di mana satu sesi
shisha - menghabiskan 10 mg ektrak buah tembakau untuk 30 menit- dapat
meningkatkan kadar karbon monoksida 4-5 kali ketimbang merokok," tutur
Wareing. Yang lebih buruk menghisap Shisha 400-450 kali bisa membahayakan
kesehatan ketimbang merokok tembakau.
3.
Rokok Herbal Rokok herbal biasanya berisi
campuran rempah-rempah dengan rasa berbeda yang bisa memberikan aroma tertentu
pada para perokok. Aroma yang biasa terkandung dalam rokok herbal seperti mint,
cengkeh, kayu manis, jasmine, rose dan bahkan aroma mentol.Bila
dilihat dari kandungan nikotinnya yang rendah maka efek negatif yang
ditimbulkan rokok ini bagi kesehatan otomatis lebih rendah sehingga resiko
terkena penyakit kanker paru-paru maupun serangan jantung rendah.Jika
dilihat dari kandungan bahan herbal yang ada di dalamnya seperti kayu siwak,
daun sirih, teh merah, jahe, jati belanda, dan bunga rosella maka perokok akan
mendapat manfaat kesehatan dari bahan herbal di atas yang tidak akan didapat
pada rokok
konvensional biasa.
Misalnya kayu siwak yang telah terbukti secara klinis mampu membunuh bakteri di
dalam mulut dan memiliki bau yang segar sehingga dapat menyegarkan bau mulut
dari bau tidak sedap. Bunga rosella yang juga memiliki manfaat yaitu
menetralkan racun dan berperan dalam menurunkan tekanan darah. Dengan kandungan
bahan herbal di dalammya efek dari bahan utama yaitu tembakau dapat
dinetralisir oleh khasiat bahan herbal sehingga rokok ini cocok untuk orang
yang ingin berhenti merokok tetapi masih sangat sulit menghindari rokok.Meskipun bahan dalam rokok herbal
bisa ditemukan dalam toko makanan kesehatan, tapi ketika rokok ini dinyalakan
maka tumbuh-tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan karbon monoksida dan tar
yang biasa ada dalam rokok tembakau, seperti dikutip dari Lifemojo,Senin (5/12/2011).Selain itu rokok herbal ini juga
masih memungkinkan bagi para perokok dan orang disekitarnya menghisap asap yang
dihasilkan, sehingga menempatkan orang-orang tersebut pada bahaya kanker
paru-paru dan jantung. The National Institute on Drug Abuse
mengungkapkan bahwa rokok kretek herbal berbahaya ketika dibakar. Bahan kimia
yang dihasilkan ketika dibakar bisa meningkatkan risiko perokok dari bahaya
infeksi pernapasan pneumonia, bronkitis dan paru-paru. Sebuah studi yang dilakukan oleh
National Institute on Drug Abuse Intramural Research Program di Baltimore
menemukan bahwa rokok kretek serta rokok yang menyatakan bebas bahan adiktif
tetap mengandung kadar nikotin yang sama dengan rokok yang standar ada.
4.
Rokok Putih
Rokok
Putih adalah rokok buatan pabrik yang tidak mengandung campuran tambahan cengkeh
ataupun menyan (contoh : Marlboro).
Di Indonesia,
rokok kretek lebih populer. Perbandingannya, sebanyak 94 persen merokok kretek
dan hanya 11 persen yang memilih rokok putih. Perokok putih dalam jumlah paling
tinggi ada di Medan dan Denpasar. Meski di kedua kota itu, tetap rokok kretek
mencapai persentase lebih besar. Cuma dibandingkan dengan kota-kota lain yang
jumlahnya minim, kedua kota tersebut merupakan tertinggi. Dalam hal
konsumsi per hari, perokok putih lebih tinggi dibandingkan perokok kretek.
Rata-rata perokok putih menghabiskan 20 batang per hari, sedangkan perokok
kretek dalam sehari mengisap sebungkus rokok saja sekitar 12 batang.Para perokok
putih yang kebanyakan kelompok menengah ke atas mempunyai kesempatan untuk
menonton film di bioskop lebih besar (36 persen) dibandingkan perokok kretek
(15 persen). Terjadi perbedaan mencolok pada penggunaan internet, perokok putih
mencapai 28 persen sedangkan perokok kretek cuma enam persen.
Nama : Avista Apriliyani
Kelas : XI IPA 3
Tugas : Biologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar