Sabtu, 30 Agustus 2014

Jenis-Jenis Rokok


1.     Rokok Elektrik
Rokok Elektronik (Elecronic Nicotine Delivery Systems atau e-Cigarette) adalah sebuah inovasi dari bentuk rokok konvensional menjadi rokok modern. Rokok elektronik pertama kali dikembangkan pada tahun 2003 oleh SBT Co Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis BeijingRRC, yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon Group Ltd Pada tahun 2004, Ruyan mengambil alih proyek untuk mengembangkan teknologi yang muncul. Diserap secara resmi Ruyan SBT Co Ltd dan nama mereka diubah menjadi SBT RUYAN Technology & Development Co, Ltd. Kandungan utama yang terdapat dalam rokok elektronik ini adalah propilen glikol, dieter glikol dan gliserin. Cara kerja rokok elektronik ini sendiri dengan membakar cairan menggunakan baterai dan uapnya masuk ke paru-paru pemakai.  Sebenarnya rokok elektrik tidak berbahaya bagi perokok pasif, tetapi akan lebih berbahaya pada perokok aktif bila dibandingkan dengan rokok tembakau.
Kelebihan rokok elektrikØ  Tidak ada api (Anda tidak akan menemui lagi luka / kebakaran akibat dari bara rokok)
Ø  Tidak ada abu
Ø  Tidak bau
Ø  Simpel & modernØ  Ramah lingkungan
Ø  Asap tidak mengganggu orang sekitar
Ø  Rendah Nikotin (cocok untuk perokok yang ingin mengurangi/berhenti merokok)
Ø  Rokok Electric sama sekali tidak mengandung TAR
Ø  Dapat memilih berbagai macam rasa yang berbeda-beda (Kopi, Mild, seperti Rokok Filter pada umumnya, dll)
Ø  Tidak perlu menggunakan korek api
Ø  Dapat merokok diruangan ber-ACØ  Tidak membuat gigi menjadi kuning
Ø  Baterai dapat di isi ulang (Re-chargeable)
Ø  Baterai tahan 1-3 hari
Kerugian rokok elektrikØ  Rokok elektrik ternyata mengandung tetramethylpyrazine yang dapat merusak otak.
Ø  Dampak rokok elektronik gangguan pernafasan dan radang paru-paru basah.
Ø  Tidak dapat mengurangi kecanduan perokok  terhadap rokok.
Ø  Mengandung Nikotin yang bervariasi.
 


2.     Rokok Shisha
Shisa merupakan rokok tradisional jazirah Timur Tengah, yang menggunakan ektrak buah pengganti tembakau yang dibakar menggunakan batu bara. Prosesnya lantas menggunakan air sebagai filter hingga meminimalisir kadar nikotin yang masuk ke tubuh.Ada 3 tipe rokok Arab dari Timur Tengah itu yang dites.·         Tipe 1 shisha dengan karbon ringan berjumlah sedikit.
·         Tipe 2 shisha dengan karbon ringan berjumlah banyak.
·         Tipe 3, shisha dengan karbon alami bervo-Shisha Lebih Berbahaya Ketimbang Rokok
lume sedikit.
lume sedikit. lume sedikit. Lalu ada 3 parameter yang digunakan sebagai ukuran perbandingan dengan rokok, yakni jumlah tar, karbon monoksida, dan nikotin. Untuk 70 liter asap yang yang diproduksi shisha, tar yang terkandung pada tipe 1 adalah 319 miligram, atau 32 kali melewati batas yang ditetapkan Eropa untuk sebatang rokok. Sementara shisha 2 mengandung tar 266 miligram, atau 27 kali melebihi batas rokok. Sedangkan shisha tipe 3 mengandung tar 1.023 miligram, atau 102 kali melebihi batas rokok. Karbon monoksida yang terkandung pada shisha tipe 1 yakni 17 kali melebihi batas rokok, tipe 2 sebanyak 15 kali, dan tipe 3 sebanyak 52 kali. Kadar nikotin yang terkandung pada shisha tipe 1 dan 2 setara dengan sebatang rokok, sedangkan tipe 3 setara dengan 6 batang rokok.Masyarakat yang mengisap rokok shisha atau tembakau herbal akan berisiko mengalami peningkatan kadar karbon monoksida dalam tubuh. Ini bisa terjadi karena dalam satu sesi mengisap rokok shisha memiliki kecenderungan 4-5 kali lebih tinggi kandungan karbon monoksida dalam tubuh ketimbang saat mengisap rokok tembakau. Tingginya kadar kabon monoksida ini nantinya berpotensi menyebabkan kerusakan otak dan kondisi tidak sadar.Departemen Kesehatan Inggris mengatakan, begitu sulit untuk mengetahui seberapa besar karbon monoksida yang diproduksi dari sebatang rokok hingga dapat dibedakan dengan merokok tembakau biasa.Akan tetapi alat pengukur kadar karbon monoksida dalam tarikan nafas menunjukan untuk non perokok kadar monoksida dalam darah hanya berkisar kurang dari 1%, perokok pasif memiliki kadar monoksida dalam darah berkisar antara 20-40 ppm atau 2-4% dan untuk perokok berat, kadar monoksida dalam darah bisa mencapai 30-40 ppm, atau 5-7%. Sementara menurut hasil penelitian, para perokok shisa memiliki kadar karbon monoksida dalam darah mencapai 40-70 ppm atau 8-12%.Telah ditemukan fakta di mana satu sesi shisha - menghabiskan 10 mg ektrak buah tembakau untuk 30 menit- dapat meningkatkan kadar karbon monoksida 4-5 kali ketimbang merokok," tutur Wareing. Yang lebih buruk menghisap Shisha 400-450 kali bisa membahayakan kesehatan ketimbang merokok tembakau. 


3.       Rokok Herbal  Rokok herbal biasanya berisi campuran rempah-rempah dengan rasa berbeda yang bisa memberikan aroma tertentu pada para perokok. Aroma yang biasa terkandung dalam rokok herbal seperti mint, cengkeh, kayu manis, jasmine, rose dan bahkan aroma mentol.Bila dilihat dari kandungan nikotinnya yang rendah maka efek negatif yang ditimbulkan rokok ini bagi kesehatan otomatis lebih rendah sehingga resiko terkena penyakit kanker paru-paru maupun serangan jantung rendah.Jika dilihat dari kandungan bahan herbal yang ada di dalamnya seperti kayu siwak, daun sirih, teh merah, jahe, jati belanda, dan bunga rosella maka perokok akan mendapat manfaat kesehatan dari bahan herbal di atas yang tidak akan didapat pada rokok konvensional biasa. Misalnya kayu siwak yang telah terbukti secara klinis mampu membunuh bakteri di dalam mulut dan memiliki bau yang segar sehingga dapat menyegarkan bau mulut dari bau tidak sedap. Bunga rosella yang juga memiliki manfaat yaitu menetralkan racun dan berperan dalam menurunkan tekanan darah. Dengan kandungan bahan herbal di dalammya efek dari bahan utama yaitu tembakau dapat dinetralisir oleh khasiat bahan herbal sehingga rokok ini cocok untuk orang yang ingin berhenti merokok tetapi masih sangat sulit menghindari rokok.Meskipun bahan dalam rokok herbal bisa ditemukan dalam toko makanan kesehatan, tapi ketika rokok ini dinyalakan maka tumbuh-tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan karbon monoksida dan tar yang biasa ada dalam rokok tembakau, seperti dikutip dari Lifemojo,Senin (5/12/2011).Selain itu rokok herbal ini juga masih memungkinkan bagi para perokok dan orang disekitarnya menghisap asap yang dihasilkan, sehingga menempatkan orang-orang tersebut pada bahaya kanker paru-paru dan jantung. The National Institute on Drug Abuse mengungkapkan bahwa rokok kretek herbal berbahaya ketika dibakar. Bahan kimia yang dihasilkan ketika dibakar bisa meningkatkan risiko perokok dari bahaya infeksi pernapasan pneumonia, bronkitis dan paru-paru.Sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute on Drug Abuse Intramural Research Program di Baltimore menemukan bahwa rokok kretek serta rokok yang menyatakan bebas bahan adiktif tetap mengandung kadar nikotin yang sama dengan rokok yang standar ada. 


 4.     Rokok Putih
Rokok Putih adalah rokok buatan pabrik yang tidak mengandung campuran tambahan cengkeh ataupun menyan (contoh : Marlboro).
 Di Indonesia, rokok kretek lebih populer. Perbandingannya, sebanyak 94 persen merokok kretek dan hanya 11 persen yang memilih rokok putih. Perokok putih dalam jumlah paling tinggi ada di Medan dan Denpasar. Meski di kedua kota itu, tetap rokok kretek mencapai persentase lebih besar. Cuma dibandingkan dengan kota-kota lain yang jumlahnya minim, kedua kota tersebut merupakan tertinggi. Dalam hal konsumsi per hari, perokok putih lebih tinggi dibandingkan perokok kretek. Rata-rata perokok putih menghabiskan 20 batang per hari, sedangkan perokok kretek dalam sehari mengisap sebungkus rokok saja sekitar 12 batang.Para perokok putih yang kebanyakan kelompok menengah ke atas mempunyai kesempatan untuk menonton film di bioskop lebih besar (36 persen) dibandingkan perokok kretek (15 persen). Terjadi perbedaan mencolok pada penggunaan internet, perokok putih mencapai 28 persen sedangkan perokok kretek cuma enam persen.




Nama : Avista Apriliyani
Kelas :  XI IPA 3
Tugas : Biologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar