suka-suka :)
Sabtu, 30 Agustus 2014
Tugas PKN "Demokrasi Terpimpin"
Tugas
Pendidikan Kewarganegaraan tentang
DEMOKRASI
TERPIMPIN
DEKRIT PRESIDEN
Pelaksanaan
demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Latar Belakang dikeluarkan dekrit
Presiden :
Undang-undang
Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan negara belum berhasil dibuat
sedangkan Undang-undang Dasar Sementara (UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan
demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat
Indonesia.
Dekrit
Presiden 1959 - Dimulainya Masa Demokrasi Terpimpin
PELAKSANAAN
DEMOKRASI TERPIMPIN
Demokrasi
Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu
dari dikeluarkannyaDekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan
Sukarno.
Disebut DemOkrasi
terpimpin karena demokrasi
di Indonesia saat itu mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno.
Terpimpin pada saat
pemerintahan Sukarno adalah kepemimpinan pada satu tangan saja yaitu presiden.
Pelaksanaan masa
Demokrasi Terpimpin :
Kebebasan partai
dibatasi
Presiden cenderung
berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Pemerintah berusaha
menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945.
Dibentuk
lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front Nasional.
Tugas
Demokrasi terpimpin :
Demokrasi Terpimpin harus
mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil sebagai warisan masa
Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap/stabil.
Demokrasi Terpimpin
merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer/Liberal. Hal ini disebabkan
karena :
Pada masa Demokrasi
parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai kepala negara.
Sedangkan kekuasaan
Pemerintah dilaksanakan oleh partai.
Dampak
Demokrasi Terpimpin
Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu
demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi
sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden).
Kelebihan Demokrasi terpimpin :
Pemerintah
berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945.
Dibentuk
lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front Nasional
Kekurangan
Demokrasi Terpimpin
Penataan
kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi (menciptakan
stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan
di tangan presiden).
Presiden cenderung
berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Nama
Anggota :
·
Avista Apriliyani
·
Heni Vauziah
·
Natasha G.
·
Nadia Kresentia
·
Nur awani
·
Putri J.A
·
Silvia S.
·
Widya P.U
Kelas: XI IPA 3
Biografi Ki Hajar Dewantara - Pahlawan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei
1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari
lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat
genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki
Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar
kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat
dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.
Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian
demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar
Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi
tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di
beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan
Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong
penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik
sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam
organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda
Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat
Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
berbangsa dan bernegara.
Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan
dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik
pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912
yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.
Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh
status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial
Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai
ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913. Alasan
penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa
nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah
kolonial Belanda.
Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum
Indische Partij ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada November 1913.
Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus
Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda. Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik
terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya
negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat
jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.
Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat
tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda)
dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua
untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam
surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi:
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan
menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah
merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak
adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan
untuk dana perayaan itu.
Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina
mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir
dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan
kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander
diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada
kepentingannya sedikitpun".
Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui
Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa
hukuman internering (hukum buang) yaitu
sebuah hukuman dengan
menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk bertempat
tinggal. Ia pun dihukum buang ke Pulau Bangka.
Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan
seperjuangan diperlakukan tidak adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang
bernada membela Soewardi. Tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut
rakyat untuk memusuhi dan memberontak pada pemerinah kolonial. Akibatnya
keduanya juga terkena hukuman internering. Douwes Dekker dibuang di Kupang dan
Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.
Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana
mereka bisa memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya
mereka diijinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari
pelaksanaan hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah
pendidikan dan pengajaran, sehingga Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil
memperoleh Europeesche Akte.Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918. Di
tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari
alat perjuangan meraih kemerdekaan.
Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan
seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional,
Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3
Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada
peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk
memperoleh kemerdekaan.
Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa.
Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan
Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan
memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut.
Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia
pendidikan di Tamansiswa, ia juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya
beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan.
Tulisannya berjumlah ratusan buah. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil
meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
Sementara itu, pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang
politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk
Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah
seorang pimpinan di samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas
Mansur.
Setelah zaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat
sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki
Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan
pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei
dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan
Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28
November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris
Causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957.
Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia
meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di
sana.
Kemudian oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan
Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai
semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda
atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam
kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan
risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar
sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam
dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.
Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan
pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan
agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan
sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.
Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang memberi
dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk
berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan).
Jenis-Jenis Rokok
1.
Rokok Elektrik
Rokok Elektronik (Elecronic Nicotine
Delivery Systems atau e-Cigarette) adalah sebuah inovasi dari
bentuk rokok konvensional
menjadi rokok modern. Rokok elektronik pertama kali dikembangkan pada
tahun 2003 oleh
SBT Co Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis Beijing, RRC, yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon
Group Ltd Pada tahun 2004, Ruyan mengambil alih proyek untuk mengembangkan
teknologi yang muncul. Diserap secara resmi Ruyan SBT Co Ltd dan nama mereka
diubah menjadi SBT RUYAN Technology & Development Co, Ltd. Kandungan utama
yang terdapat dalam rokok elektronik ini adalah propilen glikol, dieter glikol
dan gliserin. Cara kerja rokok elektronik ini sendiri dengan membakar cairan menggunakan baterai dan
uapnya masuk ke paru-paru pemakai.
Sebenarnya rokok elektrik tidak berbahaya bagi perokok pasif, tetapi
akan lebih berbahaya pada perokok aktif bila dibandingkan dengan rokok tembakau.
Kelebihan rokok elektrikØ Tidak ada api (Anda tidak akan menemui lagi
luka / kebakaran akibat dari bara rokok)
Ø Tidak ada abu
Ø Tidak bau
Ø Simpel & modernØ Ramah lingkungan
Ø Asap tidak mengganggu orang sekitar
Ø Rendah Nikotin (cocok untuk perokok yang
ingin mengurangi/berhenti merokok)
Ø Rokok Electric sama
sekali tidak mengandung TAR
Ø Dapat memilih berbagai macam rasa yang
berbeda-beda (Kopi, Mild, seperti Rokok Filter pada umumnya, dll)
Ø Tidak perlu menggunakan korek api
Ø Dapat merokok diruangan ber-ACØ Tidak membuat gigi menjadi kuning
Ø Baterai dapat di isi ulang (Re-chargeable)
Ø Baterai tahan 1-3 hari
Kerugian rokok elektrikØ Rokok elektrik ternyata mengandung
tetramethylpyrazine yang dapat merusak otak.
Ø Dampak rokok elektronik gangguan pernafasan
dan radang paru-paru basah.
Ø Tidak dapat mengurangi kecanduan perokok terhadap rokok.
Ø Mengandung Nikotin yang bervariasi.
2.
Rokok Shisha
Shisa merupakan rokok tradisional jazirah
Timur Tengah, yang menggunakan ektrak buah pengganti tembakau yang dibakar
menggunakan batu bara. Prosesnya lantas menggunakan air sebagai filter hingga
meminimalisir kadar nikotin yang masuk ke tubuh.Ada 3 tipe rokok
Arab dari Timur Tengah itu yang dites.·
Tipe 1
shisha dengan karbon ringan berjumlah sedikit.
·
Tipe 2
shisha dengan karbon ringan berjumlah banyak.
·
Tipe 3,
shisha dengan karbon alami bervo-Shisha Lebih Berbahaya Ketimbang Rokok
lume sedikit.
lume sedikit.
lume sedikit. Lalu ada 3
parameter yang digunakan sebagai ukuran perbandingan dengan rokok, yakni jumlah
tar, karbon monoksida, dan nikotin. Untuk 70 liter asap yang yang diproduksi
shisha, tar yang terkandung pada tipe 1 adalah 319 miligram, atau 32 kali
melewati batas yang ditetapkan Eropa untuk sebatang rokok. Sementara shisha 2
mengandung tar 266 miligram, atau 27 kali melebihi batas rokok. Sedangkan
shisha tipe 3 mengandung tar 1.023 miligram, atau 102 kali melebihi batas
rokok. Karbon monoksida yang terkandung pada shisha tipe 1 yakni 17 kali
melebihi
batas rokok, tipe 2 sebanyak 15 kali, dan tipe 3 sebanyak 52 kali. Kadar
nikotin yang terkandung pada shisha tipe 1 dan 2 setara dengan sebatang rokok,
sedangkan tipe 3 setara dengan 6
batang rokok.Masyarakat yang mengisap rokok shisha atau
tembakau herbal akan berisiko mengalami peningkatan kadar karbon monoksida
dalam tubuh. Ini bisa terjadi karena dalam satu sesi mengisap rokok shisha
memiliki kecenderungan 4-5 kali lebih tinggi kandungan karbon monoksida dalam
tubuh ketimbang saat mengisap rokok tembakau. Tingginya kadar kabon monoksida
ini nantinya berpotensi menyebabkan kerusakan otak dan kondisi tidak sadar.Departemen Kesehatan Inggris mengatakan,
begitu sulit untuk mengetahui seberapa besar karbon monoksida yang diproduksi
dari sebatang rokok hingga dapat dibedakan dengan merokok tembakau biasa.Akan tetapi alat pengukur kadar karbon
monoksida dalam tarikan nafas menunjukan untuk non perokok kadar monoksida
dalam darah hanya berkisar kurang dari 1%, perokok pasif memiliki kadar
monoksida dalam darah berkisar antara 20-40 ppm atau 2-4% dan untuk perokok
berat, kadar monoksida dalam darah bisa mencapai 30-40 ppm, atau 5-7%.
Sementara menurut hasil penelitian, para perokok shisa memiliki kadar karbon
monoksida dalam darah mencapai 40-70 ppm atau 8-12%.Telah ditemukan fakta di mana satu sesi
shisha - menghabiskan 10 mg ektrak buah tembakau untuk 30 menit- dapat
meningkatkan kadar karbon monoksida 4-5 kali ketimbang merokok," tutur
Wareing. Yang lebih buruk menghisap Shisha 400-450 kali bisa membahayakan
kesehatan ketimbang merokok tembakau.
3.
Rokok Herbal Rokok herbal biasanya berisi
campuran rempah-rempah dengan rasa berbeda yang bisa memberikan aroma tertentu
pada para perokok. Aroma yang biasa terkandung dalam rokok herbal seperti mint,
cengkeh, kayu manis, jasmine, rose dan bahkan aroma mentol.Bila
dilihat dari kandungan nikotinnya yang rendah maka efek negatif yang
ditimbulkan rokok ini bagi kesehatan otomatis lebih rendah sehingga resiko
terkena penyakit kanker paru-paru maupun serangan jantung rendah.Jika
dilihat dari kandungan bahan herbal yang ada di dalamnya seperti kayu siwak,
daun sirih, teh merah, jahe, jati belanda, dan bunga rosella maka perokok akan
mendapat manfaat kesehatan dari bahan herbal di atas yang tidak akan didapat
pada rokok
konvensional biasa.
Misalnya kayu siwak yang telah terbukti secara klinis mampu membunuh bakteri di
dalam mulut dan memiliki bau yang segar sehingga dapat menyegarkan bau mulut
dari bau tidak sedap. Bunga rosella yang juga memiliki manfaat yaitu
menetralkan racun dan berperan dalam menurunkan tekanan darah. Dengan kandungan
bahan herbal di dalammya efek dari bahan utama yaitu tembakau dapat
dinetralisir oleh khasiat bahan herbal sehingga rokok ini cocok untuk orang
yang ingin berhenti merokok tetapi masih sangat sulit menghindari rokok.Meskipun bahan dalam rokok herbal
bisa ditemukan dalam toko makanan kesehatan, tapi ketika rokok ini dinyalakan
maka tumbuh-tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan karbon monoksida dan tar
yang biasa ada dalam rokok tembakau, seperti dikutip dari Lifemojo,Senin (5/12/2011).Selain itu rokok herbal ini juga
masih memungkinkan bagi para perokok dan orang disekitarnya menghisap asap yang
dihasilkan, sehingga menempatkan orang-orang tersebut pada bahaya kanker
paru-paru dan jantung. The National Institute on Drug Abuse
mengungkapkan bahwa rokok kretek herbal berbahaya ketika dibakar. Bahan kimia
yang dihasilkan ketika dibakar bisa meningkatkan risiko perokok dari bahaya
infeksi pernapasan pneumonia, bronkitis dan paru-paru. Sebuah studi yang dilakukan oleh
National Institute on Drug Abuse Intramural Research Program di Baltimore
menemukan bahwa rokok kretek serta rokok yang menyatakan bebas bahan adiktif
tetap mengandung kadar nikotin yang sama dengan rokok yang standar ada.
4.
Rokok Putih
Rokok
Putih adalah rokok buatan pabrik yang tidak mengandung campuran tambahan cengkeh
ataupun menyan (contoh : Marlboro).
Di Indonesia,
rokok kretek lebih populer. Perbandingannya, sebanyak 94 persen merokok kretek
dan hanya 11 persen yang memilih rokok putih. Perokok putih dalam jumlah paling
tinggi ada di Medan dan Denpasar. Meski di kedua kota itu, tetap rokok kretek
mencapai persentase lebih besar. Cuma dibandingkan dengan kota-kota lain yang
jumlahnya minim, kedua kota tersebut merupakan tertinggi. Dalam hal
konsumsi per hari, perokok putih lebih tinggi dibandingkan perokok kretek.
Rata-rata perokok putih menghabiskan 20 batang per hari, sedangkan perokok
kretek dalam sehari mengisap sebungkus rokok saja sekitar 12 batang.Para perokok
putih yang kebanyakan kelompok menengah ke atas mempunyai kesempatan untuk
menonton film di bioskop lebih besar (36 persen) dibandingkan perokok kretek
(15 persen). Terjadi perbedaan mencolok pada penggunaan internet, perokok putih
mencapai 28 persen sedangkan perokok kretek cuma enam persen.
Nama : Avista Apriliyani
Kelas : XI IPA 3
Tugas : Biologi
Jenis- jenis metode pengomposan
1.
METODE INDORE
Pengomposan dengan metode
indore dikembangkan oleh Howard yang bekerja sama dengan Jackson dan Ward pada
tahun 1924 — 1926 (Haug, 1980,Gaur, 1982).
Bahan dasar yang
diperlukan untuk pengomposan adalah campuran residu tanaman, kotoran ternak,
kencing ternak, abu bakaran kayu, dan air. Semua bahan yang berasal dari
tumbuhan langsung tersedia termasuk gulma, batang jagung, daun yang rontok,
pangkasan daun, sisa pakan ternak, pupuk hijau dikumpulkan dan ditimbun di
lubang yang sudah disiapkan.
Bahan-bahan yang tersedia
kemudian disusun menurut lapisan-lapisan dengan ketebalan 15 cm, total
ketebalan timbunan dapat dibuat sampai 1,2 — 1,5 m. Apabila bahan yang dibuat kompos
beraneka maka proses pengomposan berjalan lebih baik. Lokasi pembuatan kompos
dipilih tempat yang agak tinggi sehingga terbebas kemungkinan tergenang selama
proses pengomposan berlangsung. Lubang galian dibuat dengan kedalaman 1 m, dan
lebar antara 1,5 — 2 m, dengan panjang bervariasi tergantung ketersediaan
bahan. Untuk melindungi lubang, pengomposan maka di sekeliling lubang diberi
tanggul kecil. Lubang pembuatan kompos sebaiknya dekat kandang ternak dan
sumber air. Kotoran ternak yang dikumpulkan dari kandang kemudian disebar
secara merata dalam bentuk lapisan setebal 10 — 15 cm. Untuk setiap lapisan
bahan yang dikomposkan ditahuri dengan kotoran dan tanah yang terkena kencing
atau dibuat dari campuran 4,5 kg kotoran ternak, 3,5 kg tanah yang terkena
kencing dan 4,5 kg inokulan fungi yang diambil dari bahan kompos yang sedang
aktif. Selama proses pengomposan harus dalam keadaan basah sehingga secara
berkala disiram. Untuk membuat lapisan-lapisan bahan yang di komposkan tidak
boleh dari satu
minggu.
Masalah yang harus
diperhatikan bahwa lapisan-lapisan bahan kompos tidak menjadi padat. Selama
proses pengomposan berlangsung dilakukan pembalikan 3 kali, pertama 15 hari
setelah proses berlangsung, kemudian setelah 30 hari dan ketiga setelah 2 bulan
proses pengomposan berlangsung.Setiap kali dilakukan pembalikan maka bahan
kompos diaduk dengan baik, dan tetap dalam keadaan lembap. Metode ini sesuai
untuk daerah yang mempunyai curah hujan tinggi.
Ada dua macam metode
indore yang cukup populer, yaitu dengan cara menumpuk bahan yang dikomposkan di
atas tanah (indore heap method) dan dimasukkan dalam lubang galian (indore pit
method).
2.
METODE HEAP
Ukuran timbunan untuk
metode indore bagian dasar dengan lebar 2 m, tinggi 1,5 m dan panjang 2 m atau
lebih. Bagian tepi atas agak dipadatkan sehingga lebih sempit kurang lebih 0,5
m. Untuk melindungi timbunan kompos dari tiupan angin maka di sekitar timbunan
diberi peneduh atau pelindung. Timbunan bahan kompos dimulai dari lapisan bahan
yang kaya karbon setebal 15 cm, termasuk: daun, jerami, serbuk gergaji,
serpihan kayu, potongan batang jagung,. Kemudian lapisan berikutnya adalah
bahan yang kaya nitrogen setebal 10 — 15 cm, termasuk rumput segar, gulma atau
residu tanaman pekarangan, sampah, kotoran ternak segar yang kering, sari limbah
kering. Lapisan-lapisan diulang sampai mencapai ketinggian 1,5 m. Selama proses
pengomposan berlangsung harus dalam keadaan lembap dan tidak terlalu basah.
Untuk mempertahankan panas yang timbul selama proses pengomposan, maka bahan
kompos ditutup dengan tanah atau lumpur. Proses pembalikan dilakukan setelah 6
minggu dan 12 minggu. Apabila bahan dasar yang dikomposkan terbatas, maka
lapisan-lapisan bahan kaya karbon dan nitrogen menyesuaikan dengan
ketersediaannya, atau semua bahan yang tersedia dicampur terlebih dahulu
kemudian diperhalus dengan cara dicacah. Bahan yang lebih halus akan lebih
cepat terdekomposisi
Beberapa hal berikut ini merupakan dasar yang dapat
digunakan sebagai
acuan untuk mempercepat proses pengomposan tetapi dengan
hasil yang baik:
Ø Timbunan bahan kompos harus cukup mengandung nitrogen atau
protein. Kotoran ternak, rerumputan dan gulma muda kaya nitrogen.
Ø Dua atau lebih bahan dasar kompos dicampur merata untuk
mendorong proses dekomposisi berjalan dengan baik.
Ø Bahan dasar kompos diperhalus dengan cara dicacah.
Ø Jaga kelembapan kompos selama proses pengomposan berlangsung,
tetapi tidak terlalu basah.
Ø Apabila tanah dalam keadaan asam, maka diberi kapur. Untuk
memperkaya kandungan hara kompos dapat ditambahkan batuan fosfat.
Kendala metode heap:
•
Banyak memerlukan tenaga kerja
•
Tidak terlindung dari terpaan hujan dan angin
•
Memerlukan lebih banyak air sehingga tidak sesuai untuk
daerah yang curah hujannya rendah.
•
Proses fermentasi berjalan secara aerob, sehingga proses
pengomposan berjalan lebih cepat, tetapi
mendorong kehilangan bahan organik dan nitrogen lebih besar.
3.
METODE BANGALORE
Metode ini mempunyai
banyak kelemahan. Selama proses pengomposan berlangsung, maka bahan yang
dikomposkan harus selalu berada dalam lubang atau bak pengomposan. Selama
proses pengomposan tidak dilakukan penyiraman atau pembalikan. Karena timbunan
kompos ditutup dengan tanah atau lumpur, maka penyiraman harus cukup banyak
sampai proses selesai. Setelah 8 — 10 hari proses berjalan secara aerob,
selanjutnya proses berjalan secara semi aerob. Proses ini berjalan secara
lambat dan sedikit demi sedikit sehingga diperlukan waktu 6 — 8 bulan, sampai
kompos siap dipakai. Proses ini tidak terjadi kehilangan karbon maupun
nitrogen, sehingga kualitas kompos sangat tergantung pada bahan dasar yang
digunakan. Metode pengomposan ini dikembangkan di Bangalore ( India) oleh
Acharya (1939) .
Bahan yang dikomposkan
terdiri atas campuran tinja dan sampah kota. Metode ini sangat sesuai untuk
wilayah yang curah hujannya rendah. Diperlukan waktu antara 6 — 8 bulan untuk
memperoleh kompos yang siap pakai. Pengomposan dengan cara ini memperoleh hasil
yang lebih banyak dari-pada proses pengomposan aerob, kehilangan nitrogen
relatif sedikit dan tidak banyak memerlukan tenaga. Akan tetapi memerlukan
waktu yang lebih panjang. Kemungkinan yang merupakan masalah adalah bau yang
busuk dan lalat yang cukup banyak.
4. METODE BERKELEY
Bahan yang dikomposkan
merupakan campuran bahan organik kaya selulosa (2 bagian) dan bahan organik
kaya nitrogen (1 bagian). Bahan ditimbun secara berlapis-lapis dengan ukuran
2,4 x 2,2 x 1,5 tn. Setelah dicapai suhu termofilik kurang lebih selama 2 — 3
hari, pada hari keempat timbunan bahan kompos dibalik. Pembalikan dilakukan
lagi pada hari ke-7 dan ke-10. Keunggulan: proses pengomposannya terjadi dengan
cepat dan dalam waktu yang relatif singkat telah siap dimanfaatkan.
5. METODE VERMIKOMPOS
Pengomposan model ini
memanfaatkan aktivitas cacing tanah, di samping itu cacing tanah mempunyai
peranan penting dalam mempertahankan produktivitas tanah. Cacing tanah hanya
membutuhkan 5% — 10% makanan untuk tumbuh dan mempertahankan kegiatan fisik,
dan sisanya dibuang dalam bentuk ekskresi. Bahan sekresi mengandung senyawa
organik dengan ukuran partikel reknit’ seragam, kaya unsur hara makro dan mikro
yang segera tersedia untuk tanaman, vitamin, ensim dan mikroorganisme.
Vermikompos adalah pupuk organik yang mengandung sekresi cacing, humus, cacing
hidup dan organisme lainnya. Populasi cacing akan meningkat secara dramatis
apabila biomassa kaya nutrisi, misalkan limbah organik. Limbah organik lembap
sebanyak 1 ton akan menghasilkan sebanyak 300 kg vermikompos. Beberapa negara
di Asia, seperti India, Filipina dan Indonesia memanfaatkan teknologi ini untuk
menanggulangi masalah sampah kota. Pengomposan menggunakan teknik kultur cacing
tanah dapat dilaksanakan dengan kapasitas besar 100-200 ton limbah
organik/hari. Karena kegiatan cacing tanah dengan cepat menurunkan volume
biomassa dalam beberapa hari, maka tidak perlu dilakukan pembalikan bahan dan
hampir tidak menimbulkan bau busuk: kultur vermikompos bersifat efekti f,
sederhana dan merupakan proses pengomposan limbah organik yamg hemat energi.
Pengomposan model ini dilaksanakan melalui tiga tahap,
ialah:
(a) pengadaan cacing tanah,
(b) perbanyakan cacing tanah,
(c) proses pengomposan.
Kelebihan model
pengomposan ini dapat dilakukan di wilayah permukiman padat dengan menggunakan
kotak kayu ukuran kecil yang ditempatkan di pekarangan atau teras rumah. Dalam
pembuatan vennikompos hanya ada beberapa jenis cacing yang sangat aktif dalam
perombakan bahan organik. Jenis cacing tanah yang paling efisien dalam program
pengomposan adalah Eisenia fetida dan E. eugeniae, sedang jenis yang cukup baik
adalah genus Perionyx. Pengomposan model ini selain diperoleh vermikompos yang
kaya hara, juga dihasilkan biomassa cacing sebagai sumber protein hewani.
Cacing tanah dalam pertanian organik sebagai agensia yang
mampu menghancurkan bahan organik, kecuali bahan-bahan yang tidak mudah
terdekomposisi. Apabila sejak awal pertumbuhan vermikompos digunakan sebagai
sumber pupuk, maka penggunaan pupuk kimia dapat ditekan sebesar 50%. Vermikompos
sangat baik sebagai media campuran untuk pembibitan tanaman, dan dapat dikembangkan
untuk kegiatan agribisnis, terutama di tempat-tempat pembuangan sampah. Pembuatan
vermikompos memerlukan sumber daya manusia yang sepadan. Kegiatan vermikompos
baru terbatas pada skala penelitian laboratorium. di samping itu, belum
dijumpai jenis cacing lokal yang mampu berperanan dalam proses pengomposan,
selama ini masih menggunakan cacing impor.
6. METODE JEPANG
Sebagai pengganti lubang
galian digunakan bak penampung yang terbuat dari anyaman kawat atau bambu, ban
mobil bekas yang disusun bertingkat, atau bahan lain yang tersedia setempat.
Dinding bak dirancang sedemikian rupa sehingga aerasi berjalan dengan lancar.
Bagian dasar dari bak ditutup rapat dengan tujuan untuk menghindarkan
terjadinya pelindian unsur hara ke tanah yang ada di bawahnya. Bahan dasar
kompos yang cocok untuk metode Jepang adalah: kotoran sapi dan kotoran ayam,
rumput, daun segar dan kering, limbah tanaman dan gulma limbah agroindustri
(belotong, limbah pabrik pengalengan sayuran dan buah), bahan mineral (batuan
fosfat), sampah kota dan rumah tangga serta Iimbah padat dan cair yang berasal
dari instalasi penyehatan. Keunggulan metode ini disebabkan karena bak
penampung diletakkan di atas permukaan tanah sehingga memudahkan dalam mengaduk
bahan yang dikomposkan. Tidak seperti halnya proses pengomposan yang
menghasilkan suhu mencapai
65°C — 70°C, maka dengan metode ini kehilangan nitrogen
dalam bentuk nitrat akibat pelindian dapat dihindarkan. Teknologi proses
pengomposan dari waktu ke waktu mengalami perbaikan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, dan terutama dalam menganti-sipasi meningkatnya sampah kota
dan permukiman yang makin beragam sesuai dengan makin meningkatnya penduduk
perkotaan termasuk kegiatannya. Beberapa kelebihan yang dapat diinventarisasi
adalah usaha untuk mempercepat proses dekomposisi Iimbah serealia, tetapi juga
dengan bantuan inokulan seperti bakteri pelarut fosfat (Aspergilus) dan
Azotobakter sejauh bahan kompos diinokulasi dengan batuan fosfat. Kompos dapat
diperkaya dengan pupuk N dan P. lnokulan lain yang sering digunakan untuk
mempercepat proses pengomposan bahan organik adalah Trichoderma sp.
Nama : Avista Apriliyani
Kelas : XI IPA 3
Langganan:
Postingan (Atom)